Serius Kembangkan Potensi Limbah Padat dan Cair

PTPN V Teken MoU dengan Unri

Direktur Utama Amal Bakti Pulungan bersalaman dengan Rektor UR Prof Aras Mulyadi saat penandatanganan nota kesepahaman antara PTPN V dengan UR ***
MEDIATRANSNEWS, PEKANBARU - PTPN V serius untuk mengembangkan potensi limbah padat dan limbah cairnya. Setelah membangun satu Pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBiogas) di PKS Tandun Kabupaten Kampar, Perusahaan Perkebunan Sawit dan Karet yang berencana akan membangun pembangkit serupa di seluruh Pabrik Kelapa Sawitnya itu, kali ini menggaet Universitas Riau untuk bekerjasama dalam pengembangan limbah padat (biomass) dan limbah cair (POME) PKS untuk energi terbarukan.

Hal tersebut terungkap saat penandatangan Nota Kesepahaman antara PTPN V dengan Universitas Riau, Rabu (13/1) lalu. Ada dua nota kesepahaman yang ditandatangani. Pertama Nota Kesepahaman Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Teknologi dan Kemitrausahaan, kedua Nota Kesepahaman Kerja Sama Pengembangan Limbah Padat dan Limbah Cair PKS untuk energy Terbarukan.

Hadir dalam kegiatan, Rektor UR Prof. Dr. Ir. Aras Mulyadi, DEA bersama jajaran Wakil Rektor, Dekan, Pimpinan Pasca Sarjana dan Pimpinan Lembaga. Dari PTPN V tampak Direktur Utama Amal Bakti Pulungan, Direktur Produksi Suharjoko, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Berlino Mahendra Santosa, dan Direktur SDM/Umum Syamsul Rizal Lubis.

Dalam sambutannya, Rektor UR Prof. Dr. Ir. Aras Mulyadi, DEA menyatakan menyambut baik penandatangan nota kesepahaman yang dilakukan kedua belah pihak.

''Kami merasa senang dan bangga. Memang sebenarnya kerjasama antara UR dengan PTPN V ini sudah terjalin lama di berbagai bidang. Namun dengan penandatangan Nota Kesepahaman ini, semoga dapat memperlancar kerjasama-kerjasama lain yang mungkin saja dilaksanakan,'' ucap Aras.

Sementara itu, Direktur Utama PTPN V Amal Bakti Pulungan menyebutkan PTPN V memiliki potensi yang cukup besar terkait limbah padat dan limbah cairnya.

''Perusahaan mengelola kurang lebih 78 ribu hektar areal tanaman kelapa sawit yang tersebar di 5 daerah tingkat II di Provinsi Riau,'' kata Amal.

Dalam prosesnya, budidaya perkebunan tersebut menghasillkan residu baik dalam bentuk padat ataupun cair dalam jumlah yang signifikan pula. Dengan perkembangan teknologi, residu atau limbah sawit tersebut ternayta berpotensi untuk menjadi sumber energi terbarukan seperti energi listrik,'' ujarnya.

''Saat ini PTPN V telah memiliki satu Pembangkit Listrik Tenaga Biogas yang dibangun dengan sistem BOT dengan PT KME di PKS Tandun. Juga telah merencanakan Pembangunan lain dengan skema BOT di PKS Sei Pagar, Sei Galuh dan Sei Garo. Tapi untuk pembangunan pembangkit serupa di Sei Intan, perusahaan berencana akan membangun sendiri. Untuk itu tentu kami membutuhkan bantuan dari berbagai pihak termasuk dari para peneliti dan akademisi seperti di Unri,'' bebernya lagi.

Untuk itu, menurut Amal pihaknya memiliki harapan besar atas Nota Kesepahaman yang ditaja.

''Daya saing industri perkebunan saat ini menekankan kepada efisiensi. Ditambah isu-isu lingkungan yang sekarang mengemuka. Maka harapan kami, dengan didukung kemampuan kedua belah pihak dalam mengembangkan fungsi masing-masing, baik dalam Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Teknologi dan Kemitrausahaan, akan lahir inovasi-inovas baru yang akan memberi manfaat bagi kelangsungan usaha serta memberi nilai tambah bagi PTPN V dalam melaksanakan efisensi, mengembangkan usaha-usahanya dimasa yang akan datang. Untuk itu kami harapkan transfer percepatan teknologi bisa dilakukan,'' tukasnya. (bdk/mk)***
TERKAIT