Sempat Ricuh Dengan Aparat

H.Syamsuar Terima Perwakilan Masyarakat Desa Koto Aman

Gubernur Riau, Syamsuar saat menerima massa dari Persatuan Desa Koto Aman Menggugat (Pekam) di ruang Kenanga Kantor Gubernur Riau, Jumat (9/3/2019)***
PEKANBARU - Setelah sempat ricuh dengan aparat gabungan terdiri dari kepolisian dan Satpol PP, sejumlah perwakilan dari ratusan massa yang tergabung dalam Persatuan Desa Koto Aman Menggugat (Pekam) akhirnya diterima Gubernur Riau Syamsuar.

Perwakilan pendemo yang dikoordinir Dapson ini, diterima di ruang kenanga lantai tiga Kantor Gubernur Riau. Salah seorang perwakilan massa, Dapson menyampaikan sejarah panjang konflik lahan antara masyarakat desa tempatan dan perusahaan yang disebut sebagai pencaplok lahan warga sejak awal kedatangannya pada 1991 silam. 

Disebutkan, dari sejarah panjang perjalanan perjuangan masyarakat Desa Koto Aman menuntut agar lahan masyarakat yang dikuasai PT Sekar Bumi Alam Lestari (PT SBAL) tersebut, harus dikembalikan.

Kami mohon kepada bapak Gubernur, dengan kerendahan hati saya sebagai perwakilan mayarakat agar dapat arif dan bijak menuntaskan persoalan ini dengan adil dan bijaksana. 

Kami sudah bosan, capek menerima janji-janji pak. Selama bertahun-tahun kami berjuang selama itu pula tak pernah mendapatkan kepastian kecuali janji," kata Dapson, Jumat (8/3/19).

Sejumlah nama pejabat pun disebut-sebut sebagai pihak berkepentingan, selama usaha perjuangan menyuarakan aspirasi masyarakat Desa Koto Aman.

Mulai dari nama mantan Gubernur Riau sekaligus mantan Bupati Kampar Saleh Jasit. Mantan Bupati Kampar almarhum Azis Zaenal termasuk mantan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman. 

Disebutkan Dapson, dari masing-masing para kepala daerah ini semuanya sudah menjadi saksi sejarah proses negoisasi yang dilakukan pendemo dari masyarakat Koto Aman. 

Proses negoisasi sempat mendapatkan angin segar ketika Bupati Kampar dipimpin almarhum Azis Zainal. Dimana saat itu, telah dibentuk tim dan sudah diupayakan memanggil pihak perusahaan termasuk melakukan survei lapangan. 

Namun pihak perusahaan justru berani melarang tim yang dibentuk pemerintah Kampar saat itu. Tidak itu saja, pihak perusahaan juga meminta agar tim tidak lagi melakukan survey lapangan. 

Di masa Gubernur Riau dipimpin Arsyadjuliandi Rachman juga sempat dipanggil menuntaskan persoalan ini. Tapi usaha itu juga tak maksimal dan cendrung hanya mengulang-ngulang yang sudah dibahas.

Perwakilan pendemo ini sempat memberikan harapannya agar dapat persoalan lahan dan perusahaan dapat dituntaskan. 

Tidak ada solusi yang dicapai pada pertemuan ini.Syamsuar sendiri menyatakan tetap akan memberikan perhatian persoalan ini, dengan mendengarkan semua pihak terkait, baik pihak perushaan mau pun Pemkab Kampar yang pada sore ini juga sedang menggelar rapat dengan persoalan yang sama. (Mcr/Mtn)***

TERKAIT