Kapolres: Yang Hoak Isi Beritanya Karena Tidak Sesuai Realita Di Lapangan

Tommy FM, S.Kom SH, Tidak Terima Terkait Berita Aktifitas PETI Di Wilayah Kuansing Di Sebut Hoax

 Tommy FM, S.Kom SH dan AKBP Rendra Oktha Dinata SIK MSi, ***
PEKANBARU, (Mediatransnews) - Sesuai pemberitaan di CYBER88 tanggal 22/10/2021 telah sesuai dengan  fakta di lapangan dan itu sudah diketahui Polres Kuansing Rendra Okta," ujar Tomy dengan nada geram.

Pimpinan redaksi CYBER88 beserta seluruh tim redaksi meminta Polres Kuansing untuk bertanggung jawab terhadap release berita yang bersumber dari humas Polres Kuansing terkait PETI di Kecamatan Kuantan hilir yang di kirim ke beberapa media online seperti siagaonline.com, mediaswarabhayangkara.com, PARLEMENRAKYAT.id dan Infolensa.com, detik19.com dan Kuansinginfo.com pada Sabtu (23/10/21) kemarin.

Sekalipun ke 6 media itu sebagian telah menghapus link berita dan merubah isi berita mereka, namun jejak digital masih tersimpan, sehingga berefek buruk untuk rating media CYBER88.

"Media CYBER88 telah dirugikan secara immaterial yang berdampak hilangnya trust atau kepercayaan pembaca terhadap media cyber88.co.id. Beberapa media online Riau sempat merilis pemberitaan yang bersumber dari Humas Polres Kuansing yang memuat foto pemberitaan CYBER88 itu Hoax.

"Walau pemberitaan itu turun kembali atau dihapus, namun jejak digital Pemberitaan yang bersumber dari humas polres Kuansing masih tetap ada," ucap Tommy.

Atas kejadian itu, pimpinan redaksi CYBER88 menduga ada backup pihak Polres maupun Polsek terkait aktifitas PETI di Kuantan hilir maupun Kuantan hilir Seberang.

"Rating media saya dari Sabtu (23/10/21) hingga saat ini down. Saya

Tomy meminta tanggung jawab Kapolres Kuansing dan  Humasnya, terkait ucap pimred CYBER88 Hoax . Berani berbuat berani bertanggungjawab, karena di Polri diwajibkan berjiwa ksatria," ucap Tommy Freddy Manungkalit SH. Sabtu, 23/10/21.

Sebelumnya ke 6 media tersebut mengakui kepada salah satu editor bahwa berita yang mereka terima adalah rilisan dari Akp Tapip.

Namun kepada kru media ini, Paur Humas Polres Kuansing J Tobing akui bahwa yang buat Dumm berita adalah dirinya dan diteruskan ke AKP Tapip sebagai Kasubag Humas Kuansing serta mengatakan berita yang dikirim oleh Paur Humas Polres Kuansing J Tobing sudah melalu prosedur dan telah diketahui Kapolres Kuansing Rendra Okta.

Menurut salah satu jurnalis dari media Infolensa (F) saat di konfirmasi editor media mengakui bahwa F yang mengirim rilisan pertama ke media Parlemen Rakyat.id dan itu atas perintah Tapip Kabid Humas Polres Kuansing.

"Ya betul saya yang kirim rilisan ke media parlemenrakyat, namun itu atas perintah humas Polres Kuansing. Jika media lain kirim ke media lainnya saya tidak tahu menahu.

Dan sebelumnya saya juga sudah berkali-kali memastikan apakah benar ini (bentuk berita yang tanpa proses editing foto) akan di terbitkan, Humasnya katakan sudah lakukan saja. Ya kami ikuti kata Humasnya," ucap F via telfon.

Saat kru media CYBER88 yang bertugas di daerah Kuansing konfirmasi ke AKP Tapip, dan ia mengakui hal tersebut.

"Saya meminta media tersebut (siagaonline.com parlemen rakyat.id, detik19.com, mediaswarabhayangkra.com, infolensa.com dan kuansinginfo.com) untuk menaikkan rilis berita yang dibuat Paur Humas Tobing. Ujarnya.

Yang mana berita itu diketahui oleh pak Kapolres dan dengan izin Pak Kapolres lah saya minta media tersebut untuk menaikkan nya," tutur Tapip.

Ironisnya, yaitu dimana seorang yang punya jabatan Kasubag Humas di salah satu kantor kepolisian daerah tidak mengetahui bagaimana tata cara Kode Etik Jurnalis mengirim satu berita ke media lain sehingga rilisan tersebut berimbas besar kepada rating media CYBER88.

Dan seharusnya tupoksi seorang kapolres memastikan berita itu sudah layak naik atau tidak atau sekurang-kurangnya ikuti Kode Etik Jurnalistik sehingga tidak membuat pihak lain atau raking oknum media jatuh dan membuat perang dingin antar media online.

Pemred CYBER88.co.id juga melihat ada keganjilan terhadap baleho pemberitahuan peringatan yang hanya di pegang oleh anggota dan tidak di tanam di wilayah peti tersebut.

"Ini buktinya dan saya sudah buktikan media saya tidak penyebar Hoax. Jadi, sebelum mengeluarkan statement begitu, sebaiknya diam dan no komen saja daripada malu kemudian," tutupnya kesal.

Di tempat terpisah, kru CYBER88 mengkonfimasi tindak PETI yang terjadi di Kuantan Hilir seberang kepada Jepriadi yang juga anggota DPRD kabupaten Kuansing komisi 1 fraksi PAN dari dapil II Kuantan Hilir.

Dia tidak menampik selama ini ada kegiatan illegal kegiatan penambangan emas tanpa izin di daerahnya.

Untuk itu dia mohon dan meminta seluruh stakeholder terkait untuk secepatnya mencarikan solusi perizinan agar kegiatan penambangan emas yang dilakukan masyarakat tidak termasuk kegiatan illegal lagi.

"Memang betul, ada kegiatan PETI di daerah kebun saya tersebut di desa Koto Rajo Kuantan hilir seberang, saya berharap Pemerintah secepatnya mengeluarkan regulasi atau peraturan terkait aktifitas PETI tersebut, agar masyarakat dapat terbantu, apalagi sekarang masih dalam pandemi covid- 19," ucap Jepriadi.

Saat mendengar pengakuan anggota DPRD tersebut, Pemred CYBER88 kembali berujar dan menandaskan bahwa PETI di Kuansing bukan lagi menjadi hal tabu, melainkan sudah jadi konsumsi publik.

"Sarangnya PETI ya Kuansing dan Kapolres harus jeli terhadap segala giat di wilayah Kapolsek seluruh kabupaten Kuansing. Bukan hanya duduk manis dan terima bersih laporan bawahnya.

Apabila ada informasi yang didapat dari Masyarakat, secepatnya di respon. Bukan menjustifikasi media CYBER88 yang memberitakan kegiatan tersebut media HOAX.

Sungguh memalukan instansi Polri jika Kapolres punya Kasubag Humas yang tidak tahu Kode Etik Jurnalis.

Saya mendirikan media ini susah payah, 6 media tersebut tanpa proses editing menaikkan rilis berita dari Humas Polres Kuansing dan katanya sudah seizin Kapolres,".

Saya pastikan di wilayah hukum polsek kuantan hilir masih ada aktifitas PETI, di minta Kapolres lebih aktif dan tanggap akan giat PETI disana, jangan hanya dilihat dari satu lokasi saja yang sudah pernah ditertibkan, namun di wilayah tersebut ada banyak penambang PETI yang sarat kepentinan oknum dan sengaja di tutup tutupi. Tegas Tommy. Selasa, 26/10/21.

Saat ditanya langkah dan tindakan apa yang akan ia lakukan terhadap enam media online tersebut, Tommy tersenyum dan berujar, "Saya belum tahu, saya serahkan ke dewan redaksi saya, apapun hasil keputusan dewan redaksi media CYBER88 adalah keputusan terbaik. Jus wait and see ya," tutupnya.

Kapolres Kuansing AKBP Rendra Oktha Dinata SIK MSi, yang di konfirmasi media ini terkait hal tersebut diatas melalui Tlp WhatsApp pribadi dengan +62 812-1137-0xxx. Bahwa setelah di tinjau di lapangan oleh anggota, memang ada beberapa peralatan di lapangan tapi tidak ada kegiatan Peti dan ada satu alat berat  untuk di pergunakan pembuatan parit perkebunan bukan untuk PETI . Selasa, 26/10/21.

Lanjut kapolres, terkait pemberitaan Bahasa Hoax. Tegas saya katakan bukanlah media Ciber88 tapi uraian isi beritanya. karena tidak sesuai realita dan fakta di lapangan, dan hal ini sudah saya klarifikasi dengan pak Tommy namun klarifikasi tersebut tidak di muat. Jelas dan menurut Rendra. (Red) ***

TERKAIT