Firdaus Bicara Blak-blakan

Melihat Kondisi Riau Membuat Firdaus Harus Maju

Pengurus Serikat Perusahaan Pers (SPS) Riau saat silaturahmin dengan Cagub Riau H. DR Firdaus MT, di salah satu rumah makan di jalan riau-pekanbaru, Senin (2/4/2018)***
MEDIATRANSNEWS,  PEKANBARU - DR H Firdaus MT, Calon Gubernur (Cagub) riau yang bicara blak-blakan di hadapan pengurus Serikat Perusahaan Pers (SPS) Riau, Senin (2/4/2018) siang, terkait alasan dirinya maju mencalonkan diri di Pilgubri 2018.

"Saya ingin menjelaskan alasan saya maju di Pilgubri kepada kawan-kawan di SPS Riau. Ini penting agar jangan salah menduga dan beranggapan saya hanya mengejar jabatan semata," kata Firdaus saat diundang silaturahmi sambil makan siang di salah satu rumah makan di kawasan Jalan Riau, Pekanbaru.

Firdaus yang didampingi ketua tim pemenangan pasangan Firdaus-Rusli Effendi, Dr. H. Chaidir, kepada para pengurus SPS  yang notabene sebagian besar adalah pemilik media massa di Riau, lalu menjelaskan secara detil.

"Jujur, saya baru memulai rencana ikut Pilgubri ini sekitar bulan Oktober 2017. Sementara teman-teman (Paslon) yang lain sudah sejak setahun sebelumnya. Kenapa akhirnya saya memutuskan harus maju?" kata Firdaus balik bertanya.

Semuanya itu, terang Firdaus, di hadapan pengurus SPS yang dipimpin Ketua Zulmansyah Sekedang, karena panggilan negeri. "Iya, saya maju karena panggilan negeri," kata Walikota Pekanbaru non aktif tersebut.

Awalnya, ujar Firdaus, banyak tokoh-tokoh masyarakat maupun sejumlah bupati yang datang dan bertemu dengannya meminta agar dia maju mencalonkan diri sebagai Gubernur Riau. "Alasan mereka, saya dipandang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk memperbaiki kondisi Riau yang memburuk saat ini," katanya.

Meski begitu, Firdaus tidak langsung menerimanya. Dia kemudian berdiskusi dengan banyak pihak, termasuk mengkonsultasikan ke sejumlah pimpinan di kementrian di Jakarta. Dari situlah, Firdaus mengaku mulai mantap untuk mencalonkan diri.

"Sungguh informasi dan gambaran yang saya dapatkan tentang kondisi Riau dari kementrian sangat memprihatinkan. Soal pertumbuhan ekonomi Riau yang buruk, di bawah 3 persen, persisnya 2,62 persen.  Padahal dulunya, pertumbuhan ekonomi Riau tidak pernah di bawah 6 persen," katanya.

Dan faktanya, kata Firdaus, di daerah-daerah di Riau, kondisinya sangat memprihatinkan. Angka gizi buruk tinggi, ekonomi masyarakat semakin sulit dan rakyat menjerit.

Fakta itu, yakni dalam bentuk keluhan serta keprihatinan masyarakat dengan kemiskinan dan ekonomi yang tak bergerak, belakangan ditemukan langsung Firdaus saat berkampanye dan menjemput aspirasi masyarakat.

"Tapi keputusan akhir saya untuk maju, setelah saya meminta kepada yang di atas, Allah SWT. Dalam setiap sholat malam, saya selalu meminta agar diberikan hidayah dan kemudahan jika maju mencalonkan diri. Dan Alhamdulillah, kemudahan itu saya peroleh.

Meski waktunya semakin sempit, namun saya dapat dukungan dari partai PPP dan Demokrat untuk mencalonkan diri bersama Pak Haji Rusli Effendi. Kemudian partainya Pak Yusril (Ihza Mahendra) yakni PBB ikut bergabung dalam koalisi," kata Firdaus, Doktor Ilmu Pemerintahan yang lulus dengan predikat cumlaude di IPDN Bandung.

Tambah Firdaus, situasi Riau saat ini memang membutuhkan perubahan pimpinan. Sebab, perhatian Pemprov Riau terhadap kabupaten/kota sangat minim, terutama alokasi anggaran pembangunan. Akibatnya, kondisi daerah-daerah jadi berat dan kepala daerahnya jadi tumpuan kesalahan dan kekesalan masyarakat.

"Ini yang nanti akan jadi perhatian utama saya. Azas keadilan dan pemerataan pembangunan daerah, adalah prioritas. Sehingga kondisi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang buruk dapat ditingkatkan kembali," ujarnya.

Pada kesempatan itu Firdaus menyampaikan tekadnya untuk membawa pertumbuhan Riau ke angka di atas 6 persen seperti yang dulu pernah diraih provinsi yang kaya sumber alam ini.

"Insha Allah jika diamanahkan masyarakat riau, saya targetkan pertumbuhan Riau, kembali ke angka di atas 6 persen," papar Firdaus***
TERKAIT