Buat Sekat Kanal

Bupati Pulang Pisau Belajar Buat Sekat Kanal Ke Pelalawan

Bupati Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, H Edy Pratowo (celana warna putih) beserta rombongan tengah mendengarkan penjelasan Peatland Water Management RAPP, Romi Wahyuni mengenai cara membuat sekat kanal, Rabu (15/3/16)***
MEDIATRANSNEWS, PELALAWAN - Memasuki musim kemarau, lahan gambut di beberapa daerah menjadi rawan terbakar. Lahan yang terbakar akan sulit dipadamkan karena mengalami kekeringan sampai pada kedalaman tertentu.

Untuk meminimalisir terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di daerah, Bupati Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, H Edy Pratowo S Sos MSi, Sekretaris Daerah Kabupaten Pulang Pisau Ir Afiadin Husni MA, dan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait berkunjung ke estate Pelalawan untuk meninjau sejumlah sekat kanal milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Rabu (15/3). Sekat kanal menjadi salah satu sistem pengelolaan tata air gambut dalam mengatasi kekeringan.

''Kunjungan kami ke Pelalawan ini, ingin belajar membuat sekat kanal, yakni sekat kanal milik RAPP. Kami tidak ingin terjadi karlahut seperti tahun lalu. Kanal di Pulau Pisang telah kami buat juga tahun lalu, tapi sistemnya belum seperti kanal ekohidro milik RAPP ini," tutur Ary di sela-sela peninjauan kanal.

Ary menjelaskan saat ini kanal yang berada di Pulang Pisau hanya mengandalkan air sungai. Sungai tersebut lebih rendah daripada lahan gambut di daerahnya. Sehingga jika terjadi kebakaran di daerah gambut, pihaknya sulit mencari air. Setelah meninjau beberapa kanal yang berada di Pelalawan Estate, Ary tertarik untuk segera menerapkan sistem kanal milik RAPP dalam waktu dekat.

Antusiasme terlihat dari setiap sekat-sekat kanal yang dikunjungi Ary. Lelaki yang berpakaian putih dengan corak kotak-kotak tersebut tak segan-segan berkeliling dan bertanya kepada Peatland Water Management, Romi Wahyuni, bagaimana membuat sekat-sekat kanal yang menurutnya seperti terasering.

''Saya melihat sistem kanal ekohidro ini murah dan mudah. Tidak perlu berbiaya besar. Segera kami terapkan di Pulang Pisau. Kami berharap dengan adanya kanal ini nantinya dapat menjadi penampung air saat musim kemarau berlangsung," ujar Ary.

Sementara itu, Romi Wahyuni menjelaskan pembangunan sekat kanal menggunakan metode bypass sisir dimana metode ini telah diteliti selama 10 tahun. Dengan teknologi ekohidro tersebut, tinggi muka air di lahan dapat dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman dan dijaga agar tidak kekeringan pada waktu musim kemarau dan tidak kebanjiran di musim hujan.

''Kami memakai sistem water control. Artinya, pada musim kemarau kami stop aliran air dan air tetap berada pada kanal. Jika hujan, kami aliran air kami buka kembali, namun, air tersebut tidak membanjiri daerah masyarakat. Dam sendiri kami buat lebih tinggi setengah meter dari kanal. Tujuannya agar dam tidak digenangi air," jelas Romi. (rls)***

TERKAIT