Evaluasi Naker Asing

Naker Asing RAPP Diminta Dievaluasi

Ketua Harian Laskar Melayu Bersatu (LMB) Riau Syafruddin Saan Lc***
 

MEDIATRANSNEWS,  PEKANBARU - Sepanjang untuk trànsfer ilmu dan tekhnologi, keberadaan tenaga kerja (naker) asing di PT RAPP tidak masalah. Hanya saja dari sisi jumlah yang mencapai 1500 orang diminta untuk dievaluasi.

Hal itu disampaikan politisi Gerindra Taufik Abdurrahman disela sela kesibukannya menghadiri rapat paripurna DPRD Riau saat dimintai tanggapannya seputar naker asing asal China yang akan dipekerjakan di PT RAPP, Kamis (15/03/18).

"Kemarin itu sudah kita sampaikan kalau sebanyak itu dievaluasi. Kalau kebutuhan memang ada misalnya transfer ilmu dan tekhnologi karena mereka yang menguasai. Tetapi kita menyampaikan jangan sebanyak itu karena punya dampak", ujarnya.

Dalam beberapa hal dalam UU jelas Taufik, memang diatur dengan syarat transfer tekhnologi.

"Misalnya bapak orang yang ahli dalam mesin ini, mesin generator besar. Perusahaan itu prinsipnya kadang kadang ingin target waktu selesai. Kalau diberikan pada orang yang tidak ahlinya, yah ndak selesai. Tapi jumlahnya tidak sebanyak itu. Makanya kita bilang dievaluasi jumlahnya", ujarnya.

Sekretaris Komisi I DPRD itu mengatakan pihaknya belum tahu jika diantara naker asing itu ada yang sebatas tukang gali lobang. Menurut Taufik, dari informasi yang ia peroleh itu indak ada.

"Kalau hanya tukang gali lobang yah ndak wajar, itu diserahkan ke orang kita. Tapi kalau orang yang punya keahlian khusus, itu sah sah saja, tapi jangan orang yang keahlian umum gitu",  sebutnya.

Rencana memanggil PT RAPP guna membahas masalah tersebut, Taufik berjanji akan mengkomunikasikan terlebih dulu. Pastinya Disnaker sudah melakukan cek & ricek.

Menurut informasi yang didapat Taufik dari berbagai media tidak sebanyak itu, baru 170 orang.

Namun ketika didesak apakah naker asing tersebut murni pekerja àtau spionase, Taufik tak bisa memastikan. Alasannya, tugas khusus mengecek di lapangan itu Komisi E, ujarnya.

Diberitàkan sebelumnya, Ketua Harian Laskar Melayu Bersatu (LMB) Riau Syafruddin Saan mendesak pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan China. Pasalnya, keberadaan 1500 tenaga kerja (naker) asing yang akan dipekerjakan di PT RAPP tersebut dicurigai disusupi spionase.

"Siapa bisa memastikan bahwa naker asal China yang akan dipekerjakan di PT RAPP itu murni pekerja. Saya meyakini bahwa sebagian dari mereka adalah agen spionase yang cukup terlatih. Terbukti beberapa waktu lalu di Siak Hulu ada naker yang menggunakan atribut militer", ujarnya.

Ia mengatakan pada dasarnya jenis pekerjaan yang dikerjakan asal China itu juga mampu dikerjakan oleh putra putra pribumi. Namun demikian pihaknya masih toleran terhadap naker China akan tetapi tidak lebih dari 25 orang saja. (Aw/Mtnc)***
TERKAIT