Diduga Terlibat Anggota Oknum Ormas Yang Mengeroyok FG

FG (Korban), Mendesak Aparat Agar Laporannya Di Tangani Dengan Serius

FG saat di ikat dan Oknum Ormas yang terlibat pengeroyoan***
PEKANBARU,  (Mediatransnews) - Penganiayaan/pengeroyokan berat, terhadap Fao’aro Gea (56) warga Jalan Siak II RT 001 RW 002 Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, ia sangat  berharap kepada Polresta Pekanbaru melalui Polsek Rumbai agar segera menindaklanjuti laporannya. Pasalnya, sudah setengah bulan semenjak (14/02/2021) melaporkan kasus penganiayaan berat terhadap dirinya.

Faoaro Gea (korban) menceritakan, laporan ia adukan pada 14 Februari 2021 lalu dengan Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP) dengan Nomor: STPL/39/II/2021/RIAU/POLRESTA PKU/SEKTOR RUMBAI, sedangkan Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan (SP2HP I), No. B/46/II/2021/Reskrim Tanggal 15 Februari 2021. Jumat, 26/2/21.

“Saya sudah terima SP2HP I laporan pengaduan Saya dari Polsek. Saya hanya berharap laporan pengeroyoan terhadap saya jangan ada rekayasa para oknum yang berpihak yang berkepentingan. Saya sangat berharap agar segera laopran saya tersebut ditindaklanjuti oleh penyidik,” kata FG kepada Wartawan, pada Jumat (26/02).

Korban menjelaskan,  penganiayaan berat terhadap diri saya, bermula ketika warung tempat jual daging babi hutan (Gondit) milik ibu Teleng boru Hasibuan saya datangi, hendak membeli daging segar gondit yang rencana saya bawa sebagai oleh-oleh untuk keluarga saya yang ada di daerah Troganda. Namun karena uang yang saya bawa tidak cukup, saya kembali kerumah saya yang  berjarak dari rumah pemilik warung kurang lebih sekira 25 meter.

“Waktu itu sekira jam 3 pagi, diwarung daging gondit milik ibu Teleng Hasibuan, sedatang ada yang memotong-motong daging babi hutan. Karena Saya pada pagi besoknya mau ketempat keluarga atau anak saya yang ada di Troganda. Dan Saya berencana mau bawa daging itu sebagai oleh-oleh saya untuk keluarga, karena saya lihat dagingnya masih segar. Makanya Saya datang ke warung itu untuk membeli sebanyak 8 Kg,”.

Lanjut FG, “Karena harga daging yang sudah terlanjut dikilo seberat 8 Kg dengan harga totalnya sebesar Rp240.000, karena uang yang terbawa oleh saya hanya Rp200.000, hendak saya balik ke rumah saya menjemput kekurangan uang Rp40.000 lagi untuk mencukupi harga daging (gondit) yang diminta sebesar Rp240.000. Namun ibu Teleng boru Hasibuan mengatakan, daging sudah terlanjur saya timbang ya. lalu Saya jawab, uang Saya masih kurang biar sisanya Saya jemput dulu dirumah,” tutur FG.

Hendak saya mau jemput uang,  “Suami Ibu Teleng Hasibuan dan beberapa temanya mendatangi rumah saya dengan menendang pintu rumah saya langsung dan memukul saya, menarik saya dari dalam rumah. Setelah saya ditarik dan dibawa keluar rumah, disitu spontan saya dikeroyok pakai kayu yang sebagian kayunya itu ada paku, dan saya pun diikat dan disiksa mereka.

Tak sampai disitu, sebagian dari mereka (pelaku) mengatakan, kau harus kenal siapa kami ya. Kami ini dari PBB kau disini jangan macam-macam. Bahkan waktu saya masih diikat dengan tali dan dipukul sama mereka, ada polisi dari Polsek yang melihat. Dan bahkan pak polisi itu yang meminta saya buat laporan ke Polsek, dan sayapun dibawa ke rumah sakit untuk divisum,” jelas FG dengan rasa sedih.

Lanjut sumber, “Saya berharap, agar aparat yakni Ibu Kapolsek dan Bapak Kapolres Pekanbaru bisa menanggapi  dengan senrius laporan Saya tersebut,” pinta FG.

Korban juga sempat dirawat meski dirumah dan tak bisa bekerja sebagai pemulung lantaran mengalami banyak luka, telinga mengeluarkan darah, betis dan badan sakit ngilu-ngilu akibat hantaman kayu yang terpasang paku. Bahkan ia mengaku mengalami sesak napas, sering pusing dan mual. Sembari FG menunjukkan bekas infus dan sejumlah luka di tubuhnya dan salah satu bagian kaki masih terlihat luka dan bengkak.

Kapolsek Rumbai, AKP Viola Dwi Anggreni, SIK, saat hendak mau dikonfirmasi Wartawan dikantornya, pada Kamis (25/02/2021), namun lagi tak berada ditempat. Yang berhasil di temui, penyidik bernama AIPTU Jhon F Gultom. Ianya menjelaskan kepada Wartawan. Bahwa sesuai keterangan yang dimintai dari saksi, FG (korban) hendak membeli daging (Gondit). saat sedang di timbang, FG tiba-tiba membuka celananya. Lalu pemilik Warung teriak. Spontan warga datang ramai-ramai. Pada saat itu juga korban dikeroyok yang diduga pelaku. Korban mencoba menyelamatkan diri,  namun dihadang dan di pukuli,” kata Aiptu Jhon F Gultom.

Lanjut Aiptu Jhon F Gultom, “saksi sudah ada yang diperiksa 9 orang, dan untuk idetintas pelaku sudah dikantongi berdasarkan keterangan 4 orang saksi, dengan 3 orang diduga pelaku, dan nama-nama inisial yang diduga pelaku, adalah suami istri dari pemilik warung,” ujarnya.

Masih penjelasan AIPTU Jhon F Gultom, bahwa “Perkembangan kasus pengeroyokan sudah lidik, dilakukan pemanggilan terlebih dahulu kepada pelaku. Setelah kita panggil 1 sampai 2 kali tidak menghadiri panggilan, kita akan melakukan penjemputan secara paksa. Kita meyakini para pelaku tidak akan melarikan diri, karna para pelaku jelas statusnya,” jamin AIPTU Jhon F Gultom.

Di tempat terpisah. Sianturi, salah seorang warga Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai, yang di gali informasi oleh Wartawan, “Maunya para pelaku pengeroyokan bapak tua itu ditangkap semua". Karena para pelaku setelah gabung di salah satu organisasi kepemudaan itu, lagak mereka luar biasa. Apalagi saat kejadian pagi itu, ada juga polisi dari Polsek termasuk kami yang hadir saat itu menanyakan sama ibu Teleng itu memangnya Bapak ini ada ngapain-ngapai Ibu. Lalu ibu Teleng jawab, gak ada. Saya hanya melihat kalau dia mau memegang Saya,” katanya.

Anehnya saat itu atau pagi itu, Ibu Teleng justru meminta bapak itu agar orang yang hadir dan para pelaku dikasih makan sama Bapak yang dikeroyok dan diikat. Kata Sianturi menirukan kata Ibu Teleng kepada wartawan.

“Kita berharap agar kasus itu ditindaklanjuti, apalagi kita disini itu sama-sama perantau. Harta gampang dicari, tapi persahabatan sesama perantau itu mahal,” ujar Sianturi.(Red)***
TERKAIT