Lima Santri Tewas Tenggelam

Polisi Tidak Temukan Unsur Kelalaian

Polres Boyolali tidak menemukan unsur kelalaian dalam peristiwa meninggalnya lima santri Ponpes Miftahul Huda di Kecamatan Sambi akibat tenggelam di sungai.***
MEDIATRANSNEWS, BOYOLALI - Jajaran Polres Boyolali tidak menemukan unsur kelalaian dalam peristiwa meninggalnya lima santri Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda di Kecamatan Sambi akibat tenggelam di sungai. Sementara, pihak pondok pesantren akan melakukan evaluasi kegiatan belajar mengajar di luar ruangan.

Kapolsek Sambi AKP Bambang Rusito mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi dan tempat kejadian perkara (TKP) tenggelamnya lima santri Ponpes Miftahul Huda. Hasilnya, tidak ada unsur kelalaian dari pengawas ponpes yang bertugas di lapangan.

Sebelum kejadian, 50 santri yang mengikuti kegiatan di luar ruangan semuanya telah diajak pulang. Mereka semuanya juga telah diingatkan agar melalui jalan yang aman. Dua pengawas mengajak para siswa untuk pulang karena hari mulai hujan dan khawatir ada petir.

Namun, ternyata ada sepuluh santri yang secara diam-diam memisahkan diri dari rombongan. "Di lokasi juga telah dipasang bambu penghalang agar tidak dilewati, namun namanya anak-anak kalau melihat air akhirnya tergoda juga," ungkap Bambang Rusito, Kamis (21/1/2016).

Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, sepuluh santri itu berjalan bergandengan ketika melewati pinggiran sungai karena posisinya licin. Tiba tiba, satu di antaranya terpeleset dan jatuh hingga menarik teman lainnya. Lima orang berhasil lepas dari gandengan dan tidak tercebur ke sungai.

Sementara, lima lainnya jatuh ke sungai dan akhirnya tenggelam. Kebetulan air sungai cukup tinggi dan arusnya deras. Lima santri yang selamat kemudian meminta tolong kepada warga dan pengurus ponpes. Saat tidak hujan, air sungai sebenarnya biasa-biasa saja.

Santri yang tewas tenggelam adalah Muhammad Riza, Mus’ab Syaifudin, Abdurrroviq, Muhammad Khoirulloh, dan Hafidz Abdurohim. Mereka merupakan siswa kelas dua setingkat SMP di pondok.

Pendiri dan Pengasuh Ponpes Mithahul Huda Ustaz Nashirudin mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di luar ruangan. Evaluasi akan dilakukan setelah urusan terkait musibah lima santrinya selesai semua. "Pasti akan kami evaluasi agar musibah serupa tidak terulang," kata Nashirudin.

Sebelum musibah, para santri tengah mengikuti kegiatan Pramuka di lokasi yang berjarak sekitar satu kilometer dari pondok sekitar pukul 14.00 WIB.

Setelah acara selesai dan ditutup, semuanya kembali pulang menuju pondok. Namun ada sekitar sepuluh siswa yang ternyata bermain di pintu air sungai yang bermuara di Waduk Cengklik. "Jaraknya antara lokasi kejadian dengan pondok sekitar 100 meter."

Santri yang terjatuh ke sungai kemudian terseret pusaran arus di pintu air. Kala itu, warga di sekitar lokasi kejadian yang melihat langsung berupaya memberi pertolongan. Proses evakuasi membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Namun, lima santrinya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.(snc/mk)***
TERKAIT